Rabu, 16 Desember 2009

Kepada Saudariku Sesama Muslimah

oleh Ummu Unaysah


Peringatan hari AIDS sedunia, 1 Desember kemarin, menyisakan keprihatinan yang sangat mendalam. Penyakit mematikan yang hingga kini belum ada obatnya tersebut semakin merajalela. Bukan hanya pelaku seks bebas yang menanggung akibatnya. Para istri setia, bocah-bocah tak berdosa ataupun saya dan Anda, bisa saja terkena getahnya. Yang membuat miris, belum ada penangan serius untuk menghentikan laju penyebaran penyakit ini. Perzinahan marak dimana-mana.

Peredaran video mesum bahkan menyebar dalam handphone pelajar-pelajar sekolah. Minuman keras juga bisa dijumpai dimana-mana, hatta di warung-warung di pinggir jalan. Narkoba dan gengnya juga mudah ditemui di seantero negeri ini. Kemana lagi kita hendak berlari menjauh dari penyakit azab ini?

Hati saya pilu. Saya punya suami yang bertakwa dan anak-anak yang masih panjang masa depannya. Jika masyarakat hanya mampu memberi sanksi moral, sampai kapan adat dijunjung tinggi? Jika pemerintah tidak bisa melindungi warganegaranya dari kejahatan seksual dan infiltrasi negatif media, kepada siapa kita berlindung?

Air mata saya menitik perlahan. Negeri ini adalah negeri muslim terbesar di dunia. Selayaknya, saya sebagai muslim merasa nyaman dan aman tinggal di negeri ini. Tapi bagaimana hati menjadi tenang jika masyarakat kita tak ambil peduli dengan perselingkuhan? Perzinahan hanya menjadi gosip artis dan kampanye kebebasan berekspresi.

Bagaimana hati ini menjadi tentram, jika sebagai ibu setiap hari melihat para pemuda asyik teler di gardu ronda menikmati pil haram? Bagaimana Anda bisa tidur nyenyak jika tayangan TeVe menyeru Anda untuk menikmati kemaksiatan?

Hati saya runtuh ketika membaca di Dolly saja, seribu kondom habis sehari! Mata hati saya kalap! Dimana hati nurani para lelaki hidung belang itu ketika ia asyik masyuk dengan yang bukan istrinya? Dan para pelacur, sampai hatikah menyiksa batin seorang istri setia dengan anak-anak yang menjadi tanggungjawabnya? Batin saya menjerit keras! Saya tidak bisa terlalu berharap pada empati masyarakat ataupun perlindungan pemerintah. Saya harus melindungi keluarga saya sendiri!

Kepada para gadis muslimah,

Jadikanlah istri solehah dan ibu mujahidah sebagai cita-citamu. Persiapkan diri jauh-jauh hari untuk melaksanakan tugas suci tersebut. Menjadi istri solehah adalah kunci masuk surgamu dan menjadi ibu mujahidah adalah sumbangsihmu bagi peradaban. Karena jika istri solehah menjadi idam-idaman setiap mukmin yang soleh, maka ibu mujahidah adalah harapan umat. Anak-anak generasi rabbani yang lahir dari rahimmu akan menyempitkan gerak para pelaku maksiat dimanapun ia berada.

Semakin banyak anak-anak yang lahir dari rahimmu yang terhormat, semakin terpinggirkan mereka yang bermaksiat kepada Allah. Cintailah anak-anak kalian apa adanya. Didiklah mereka dengan bekal terbaik untuk mengarungi zamannya kelak. Tanamkan cita-cita mulia sebagai pembangkit semangat hidup.

Kepada para istri solehah,

Jagalah suami-suami kalian. Jadilah penyejuk mata dan hati bagi suami kalian. Jika mereka mendapatkan semua keinginan ada pada diri kalian, yakinlah tidak akan ada yang tertarik untuk mendekati perzinahan.

Perlakukan suami-suami kita sebagai raja, niscaya merekapun akan melayani kita sebagai ratu.

Kepada para mujahidah dimana saja berada,

Mari jadikan rumah kita sebagai pelabuhan raga dan jiwa. Rumah-rumah yang terdapat nur Allah di dalamnya, tentulah menjadi surga Allah di bumi. Rumah yang penuh ridla Ilahi, pastilah menjadi tempat yang menenangkan jiwa. Rumah yang di dalamnya menggema syiar Allah, pasti muaranya adalah sakinah, mawaddah wa rahmah.

Dan kepada para suami, jadilah suami yang penuh tanggung jawab, yang dengannya para istri dengan rela menyerahkan diri untuk bersama-sama menuju ridla Allah. Belajarlah dan buktikan bahwa kalian memang mampu menjadi qowwam. Ingat-ingatlah bahwa tanggung jawab sebagai suami tidak hanya dipertanggungjawabkan di hadapan mertua, tapi sudah pasti di hadapan Allah…

Rabbana...

Berilah kepada kami pasangan hidup dan keturunan yang menyejukkan mata

dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa…

(Salam takzimku untuk Abu Unaysah)

~~~~~~

Jagalah Kehormatanmu, wahai Ukhty!

oleh: Ummu Unaysah


Menjadi laki-laki atau perempuan memang bukan pilihan kita. Tetapi menjadi laki-laki yang baik atau buruk adalah sebuah pilihan dalam genggaman kita. Terlebih-lebih bagi perempuan, mau menjadi wanita shalihat atau ahli maksiat adalah pilihan yang harus diambil.

Dalam setiap tayangan TiVi, dapat dipastikan bahwa wanita senantiasa menghiasi semua program. Iklan-iklanpun bertaburan bintang-bintang wanita sekalipun barang yang dijual tidak ada hubungan sama sekali dengan wanita. Wanita sudah menjadi bagian penting dalam promosi, bahkan komoditi itu sendiri.

Tak jarang, wanita-wanita seperti ini menjadikan profesi bintang publikasi sebagai cita-cita dan tujuan hidupnya karena dengannya popularitas dapat diraih dan duitpun menumpuk di kantong. Untuk mencapai tujuannya ini tak jarang mereka menggunakan segala cara. Tubuh yang Allah anugerahkan untuk dijaga kehormatan dan ditutupi auratnya justru dieksploitasi habis-habisan. Tak sedikit yang kemudian menggadaikannya…

Duhai diri, apa yang akan kau sampaikan di hadapan Rabbmu di hari pengadilan nanti?

Ketika lidah dikunci dan setiap helai rambut menjadi saksi? Tatkala lisan tak berfungsi dan setiap degup hati dimintai pertanggungjawaban?

Itulah sebabnya menjadi wanita shalihat adalah sebuah keharusan. Karena wanita shalihat akan menjadi ibu shalihat dan ibu shalihat saja yang akan melahirkan generasi shalih dan shalihat. Dan hanya generasi shalih-shalihat yang mampu menjadikan dunia seisinya aman dan sentausa dalam ridla Allah SWT.

Oleh karena itu saudariku, tutuplah auratmu agar tak ada mata yang menjadi liar karenanya. Tutuplah dengan sempurna agar tak ada celah bagi setan untuk membeliakkan mata saudara-saudara kita. Lindungi aurat kita dengan santun dan mulia. Bukan ditutup tapi ditonjolkan. Bukan ditutup tapi diketatkan. Bukan ditutup tapi dibelah tinggi.

Tolonglah saudara-saudara lelaki kita agar teduh mata hatinya….

Duhai diri, tak cukup hanya menjilbabi fisikmu. Wajah cantik muslimah pun menggugah selera. Teduhkan wajahmu dengan malu kepada Allah SWT agar setiap senyummu menjadi sedekah, bukan penghias mimpi para jejaka. Jadikan lantunan suaramu sebagai tadzkirah bukan penghias telinga yang membuai para pendengarmu. Setiap sepak terjangmu jadikan jihad di jalanNYA agar barakah setiap amalmu. Siapapun kelak yang menjadi suamimu adalah mukmin shalih yang engkau percayakan sepenuhnya di tangan Rabbmu..

Wahai saudariku muslimah, jagalah kehormatanmu dan bersiaplah menyongsong dunia yang penuh persaingan!

Berjilbab bukanlah halangan untuk maju! Aisyah ra adalah contoh nyata bahwa hijab tidak menghalangi beliau sebagai guru para sahabat radliyyallaahu anhum. Ketinggian ilmu Bunda Aisyah tidak ada tandingannya. Shahabiyah yang lainpun menorehkan tinta emas dalam sejarah panjang kegemilangan Islam. Semuanya dilakukan dengan elegan, bermartabat dan berkualitas. Bukan dengan cara pintas yang menggadaikan harkat dan jati diri kita.

Wahai Ukhti shalihat, melesatlah ke depan memimpin kaum wanita karena di tanganmulah nasib bangsa ini ditentukan melalui generasi yang akan engkau lahirkan. Yakinlah bahwa setiap insan yang terlahir dari rahimmu adalah khalifah yang dinanti oleh dunia yang tengah sekarat ini….


*******

Saya hanya perempuan biasa, berharap menjadi ibu yang luar biasa bagi anak saya (jika Alloh berkenan menitipkannya pada saya kelak)
.....aamiin
[khaleeda]

Minggu, 06 Desember 2009

Well, this is me!

Haha, setelah sekian lama kerjaan gw cuma ngopy paste isi blog doang, sekarang gw memutuskan untuk menulis sendiri isi blog gw. hmm,, sebenarnya, gw bingung and selalu bingung, gw mau nulis apa di blog. Biasanya, gw suka membuat konsep di otak, tentang apa yang bakal gw tulis nanti di blog, tapi mengapakah, setelah berada di depan layar konputer, *nyess* ilang semua itu konsep gw, ckckck....

Jadi mohon maaf kalau blog ini nantinya hanya akan berisi luapan-luapan tidak jelas dari emosi seorang pelajar yang acapkali stress karena kehidupan yang kadang tidak memuaskannya, haha.

Begitu saja intro dari saya, bye!

regards,
-hasna